PR BEKASI
Kemarahan lagi muncul terkait pelayanan PDAM, dan kali ini berasal dari penduduk di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Seseorang yang aktif di media sosial membagikan ketidakpuasannya tentang masalah air bersih yang sering tidak tersedia pada akhir pekan tanpa adanya klarifikasi resmi dari perusahaan tersebut.
Pada postingan itu, masyarakat menyinggung tentang masalah air yang telah terjadi selama tiga hari tanpa ada dukungan ataupun penjelasan dari pihak PDAM. Dia pun turut mengomentari kinerja infrastrukturnya, lebih spesifiknya pada sistem saluran pipa yang dipasang. ”
Biaya tinggi, namun membeli pipanya seukuran sedotan Pop Ice. Pelan-pelan mulai retak.
,” tulisnya.
Keadaan menjadi lebih buruk karena kurangnya informasi atau tindakan yang diambil oleh PDAM. Beberapa penduduk lain di Babelan pun melaporkan bahwa mereka terpaksa mencari sumber air cadangan, misalnya dengan memanfaatkan air dari pos pengawas lingkungan untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi dan cuci.
Kendala ini pertama kali tercatat di hari Minggu, tanggal 15 Juni 2025, yang mana hal tersebut memberikan dampak signifikan bagi rutinitas sehari-hari masyarakat setempat. Kekurangan pasokan air bersih membuat banyak rumah tangga merasa tertantang dalam menutupi keperluan pokoknya, seperti mandi, mencuci baju, bahkan sampai memasak hidangan.
Kekhawatiran publik semakin meningkat karena tidak adanya data resmi tentang asal-usul masalah ini serta perkiraan waktu untuk memperbaiki jaringan air. Sampai saat ini, manajemen Tirta Bhagasasi belum memberikan klarifikasi terkait kejadian yang dialami oleh sistem distribusi air bersih mereka.
Dalam kondisi di mana permintaan akan air bersih sangat meningkat sementara tanggung jawab membayar tagihan masih terus berlanjut, masyarakat menekan PDAM agar segera mengambil tindakan dan menyediakan jaminan pelayanan. ***
Komentar