, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berbanding terbalik dengan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan hari ini, Kamis (10/4/2025), mencapai angka Rp16.775 untuk satu dolar AS. Kenaikan nilai rupiah tersebut dikarenakan adanya penangguhan selama 90 hari atas kebijakan bea masukan yang telah ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Berdasarkan data
Bloomberg
,
rupiah
Dibuka dengan kenaikan sebesar 0,58% atau naik 97,5 poin menuju angka Rp16.775 pada pukul 09:10 WIB. Di sisi lain, indeks dolar AS menunjukkan penurunan sebesar 0,13% hingga mencapai tingkat 102,76.
Mirip dengan rupiah, beberapa mata uang di kawasan Asia juga menunjukkan peningkatan nilai. Sebagai contoh, yen dari Jepang naik sebesar 0,62%, dolar Taiwan meningkat 0,39%, peso Filipina bertambah 0,27%, won Korea Selatan menguatkan diri hingga 0,88%, serta ringgit Malaysia ikut mendapatkan daya dorong sebanyak 0,32%.
Sementara itu, yuan dari China terdepresiasi sebesar 0,04%, rupee India merosot 0,5%, dolar Singapura menurun 0,21%, dan baht Thailand mengalami penurunan 0,25%.
Pada sesi trading sebelumnya, Rabu (9/4/2025), nilai tukar rupiah menunjukkan peningkatan sebesar 18,50 poin atau 0,11%, berakhir di posisi Rp16.872,5 terhadap dolar AS.
dolar AS
.
Penguatan nilai tukar rupiah di awal sesi transaksi hari ini berlangsung bersamaan dengan keputusan kebijakan tersebut.
Donald Trump
Trump menghentikan implementasi program tariff balasan terhadap A.S. untuk produk impor. Trump memundakan skema bea masuk timbal-balik yang diusulkan ke Amerika Serikat.
reciprocal tariffs
) sebanyak 90 hari sebagai respons terhadap permintaan beberapa negara. Trump pun meningkatkan tarif impor dari Cina hingga 125%.
Meskipun demikian, analis mata uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa rupiah akan bergejolak dengan potensi penutupan yang lebih lemah dalam kisaran antara Rp16.860 hingga Rp16.900 per dolar AS untuk sesi perdagangan hari ini.
Ada berbagai sentimen yang mempengaruhi fluktuasi nilai rupiah. Secara internasional, perubahan nilai rupiah tetap dipengaruhi oleh keputusan tariff Amerika Serikat serta serangkaian langkah balasan tariff dari Cina.
Dalam negeri, guna meredam kekhawatiran di pasaran,
Bank Indonesia
terus melakukan
triple intervention
Di perdagangan DNDF terdapat pasar untuk valas, obligasi, danrepo yang memungkinkan antisipasi terhadap pelemahan rupiah.
Di samping itu, BPS melaporkan bahwa IHK untuk bulan Maret tahun 2025 menunjukkan adanya kenaikan sebesar 1,65% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
month to month
/MtM).
Adapun secara tahunan (
year on year
/ YoY), Indonesia pun telah menghadapi inflasi sebesar 1,03%, serta tingkat inflasi sepanjang tahun ini (
year to date
/Terdapat kenaikan inflasi sebanyak 0,39%/ YtD).
Komentar