economics financial markets investing business news money news
Beranda / news / Rupiah Jatuh Dekat 17.000 per US$ Seiring Dampak Peningkatan Tarif Trump terhadap Cina

Rupiah Jatuh Dekat 17.000 per US$ Seiring Dampak Peningkatan Tarif Trump terhadap Cina

Rupiah Jatuh Dekat 17.000 per US$ Seiring Dampak Peningkatan Tarif Trump terhadap Cina

Nilai tukar rupiah menurun 0,33% menjadi 16.943 untuk satu dolar AS di awal sesi perdagangan hari Rabu (9/4). Mata uang lokal terdepresiasi akibat pemanasan perang dagang global, khususnya setelah Amerika Serikat menerapkan tambahan tariff hingga 104% kepada produk China mulai hari itu.

Mengutip
Bloomberg
Mayoritas mata uang di Asia mengalami penurunan nilai ketika dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat. Yuan dari China merosot sebesar 0,14%, Rupee India menurun 0,49%, Ringgit Malaysia turun 0,2%, Peso Filipina anjlok 0,21%, Yuan China kembali melemah 0,14%, serta Ringgit Malaysia lagi-lagi bergerak ke bawah sebanyak 0,2%.

“Pasar tetap memiliki kekhawatiran yang signifikan mengenai masalah tariff perang ini dan oleh karena itu responsnya pun masih negatif,” kata Ariston kepada .co.id.

Dia mengestimasi bahwa nilai tukar rupiah kemungkinan akan menurun hingga mencapai tingkat 16.900 per dolar AS dalam sesi perdagangan hari ini. Dia menyatakan, “Bisa jadi belum sampai ke angka 17.000 per dolar AS untuk hari ini.”

Analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengantisipasi bahwa rupiah akan melemah melawan dolar AS seiring dengan peningkatan ketegangan perdagangan setelah Trump menaikkan tariff kepada Cina. Menurut perkiraannya, rupiah kemungkinan akan berada dalam kisaran 16.750 hingga 16.950 untuk satu dolar AS pada hari itu.

Rusia Tertarik Beruji Coba dengan Timnas Indonesia, Kapan Ya Enaknya?

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi akan menerapkan bea masuk ekstra sebesar 104% pada seluruh produk impor dari China mulai hari Rabu tanggal 9 April. Bea tambahan tersebut dikenakan di luar tarif asli milik Tiongkok yang sudah ada sejak sebelum periode kepresidenan keduanya.

Kejelasan tentang implementasi tariff ini diumumkan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt. “Beberapa negara seperti China, yang memilih untuk merespons dengan cara mendorong lebih banyak ketidakadilan kepada para pekerja AS, telah membuat keputusan keliru,” demikian pernyataan Leavitt sebagaimana dilansir CNN pada hari Rabu, 9 April.

Menurutnya, China berkeinginan mencapai suatu perjanjian dengan Amerika Serikat, namun tidak mengerti caranya. Meski demikian, dia enggan mendetailkan syarat-syarat apa saja yang dipandang Trump sebagai dasar penurunan tariff atas produk-produk dari China.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com