crude oil economics financial markets news oil and fuel prices
Beranda / oil and fuel prices / Perang Dagang Kian Panas, Harga Minyak Melorot ke Titik Terendah 4 Tahun

Perang Dagang Kian Panas, Harga Minyak Melorot ke Titik Terendah 4 Tahun

Perang Dagang Kian Panas, Harga Minyak Melorot ke Titik Terendah 4 Tahun

Konflik perdagangan yang makin intensif menghimpit nilai minyak patokan global ke titik terendah dalam empat tahun belakangan ini. Minyak referensi Brent anjlok sebesar 4,2%, nyaris menyentuh angka $60 per barel, sementara itu harga untuk West Texas Intermediate telah bergerus rendah selama lima sesi secara berturut-turut.

Pengecutan nilai harga minyak berlangsung seiring dengan pemanasan perang dagang yang disebabkan oleh tindakan pembalasan bea masuk antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Keadaan tersebut menimbulkan ketidakpastian tentang kemungkinan terjadinya resesi ekonomi.

Harga minyak sudah merosot sekitar sepertiganya dalam setahun ini. Kebijakan dagang yang gencarnya dari Presiden AS Donald Trump telah menekan ketertarikan investor pada aset berisiko, termasuk minyak.

Kerusakan tersebut semakin diperburuk oleh kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya, atau OPEC+, yang memilih untuk mengendurkan batasan produksi dengan lebih cepat daripada yang diantisipasi sebelumnya. Dua faktor ini bersama-sama menimbulkan ketidaknyamanan tentang kemungkinan suplai minyak akan melampaui tingkat permintaan.

“Eskalasi tarif semakin meredupkan harapan untuk pertumbuhan global dan mengundang potensi pengurangan tambahan pada permintaan minyak. Tanpa indikasi de-escalation, ancamannya masih cenderung menuju sisi yang buruk,” ungkap Warren Patterson, Kepala Strategi Komoditas di ING Groep NV di Singapura, dilansir dari
Bloomberg
pada Rabu (9/4).

Rusia Tertarik Beruji Coba dengan Timnas Indonesia, Kapan Ya Enaknya?

Trump tetap mengadvokasi peningkatan tarif impor bagi 60 negara partner perdagangan yang dia tuduh sebagai penyebab utama pelanggaran. Tarif tambahan tersebut mulai efektif pada awal hari di zona waktu New York. Ia pun menetapkan tarif hingga 104% untuk berbagai produk dari China usai Beijing memberikan balasan serupa dalam bentuk kenaikan tariff mereka kepada Amerika Serikat.

“Dengan anggapan bahwa China tidak akan mengungkapkan tahap pengenaan bea balasan berikutnya, harga minyak Brent kemungkinan besar akan tetap di atas level US\$60 per barel. Akan tetapi, apabila ada serangan balas tambahan, diperkirakan bisa terjadi penurunan sampai ke bawah dari US\$60,” ungkap Robert Rennie yang merupakan kepala riset untuk komoditi dan karbon di Westpac Banking Corp.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com