,
Jakarta
– Keluarga curiga adanya pihak ke tiga yang bisa mengakses handphone milik orang tua mereka yang sudah meninggal.
Situr Wijaya
Sehingga, keluarga mengetahui berita mengenai kematiannya Situr secara langsung melalui pesan yang terkirim dari akun milik si korban sendiri. “Ketika beliau meninggal dunia, kabar tersebut disampaikan kepada keluarga menggunakan telepon genggam pribadinya,” ungkap perwakilan keluarga Situr, Syahrul, saat dimintai komentar oleh Tempo di markas Polda Metro Jaya pada hari Rabu, tanggal 9 April 2025. “Padahal sang istri belum memperoleh penjelasan apapun.”
password
-nya.”
Syahrul curiga bahwa mungkin saja perangkat telepon seluler milik Situr sudah diretas. Dia mengatakan bahkan dari total tiga ponsel yang dimiliki almarhum itu, semuanya dapat dioperasikan sepenuhnya oleh individu tak dikenal tersebut. “Semua tiga ponsel bisa dibukanya, kata kuncinya adalah ‘dalam tanda kutip’, dan kami tidak yakin siapakah orang ini,” jelas Syahrul.
Informasi tentang kematian Situr Wijaya yang diterima keluarganya disampaikan melalui sebuah rekaman video dari seseorang tak dikenal. Video ini dikirim ke akun WhatsApp pribadi sang almarhum dan juga dipertontonkan kepada
Tempo
, mayat Situr telah tertutup kain dan sudah ada di dalam ambulans.
Pada saat yang sama, sebuah salinan dari gambar lain yang dipegang keluarga dan dipamerkan kepada
Tempo
, tampak posisi mayat ketika pertama kali ditemukan berbaring di lantai dengan posisi miring ke bawah. Sita hanya memakai celana saja.
boxer
Dan telanjang dada. Kacamata itu pun jatuh kurang lebih dua puluh centimeter di samping kepalanya.
Di gambar tersebut tampak seorang memakai sarung tangan lateks seperti yang umumnya dipakai di lingkungan medis. Walau demikian, tak ada petunjuk atau indikasi adanya pihak kepolisian ataupun police line dalam fotografi ini.
Syahrul menjelaskan bahwa jenazah Situr pertama kali dijumpai oleh pegawai hotel yang bersangkutan, yakni Hotel D Paragon, di mana almarhum tinggal. Akan tetapi, para pekerja tersebut tidak segera melapor kepada kepolisian saat penemuannya, melainkan langsung menelepon ambulansi.
Sebenarnya, kata Syahrul, kematiannya Situr Wijaya bukanlah hal biasa. Di samping kepala korban ditemukan ada ceceran zat yang semestinya bisa memberikan indikasi penting. “Hal itu tentunya membuat polisi kesulitan untuk mengidentifikasi jenis cairan tersebut,” tambahnya.
Situr Wijaya merupakan seorang jurnalistik dan editor senior pada situs berita Insulteng.id yang bernaung di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Orang tersebut diketemukan meninggal dunia dalam sebuah ruangan di Hotel D Paragon, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Bagian Barat.
Komentar