Takdir para remaja berasal dari Bekasi, Jawa Barat ketika berada di tempat yang asing menyedihkan.
Tekad untuk pergi ke Kamboja guna memperbaiki kondisi finansial keluarga justru berakibat pada hilangnya nyawa.
Sebab pemuda tersebut mendapat penyiksaan diduga dari tempatnya bekerja karena tidak mencapai target pendapatan.
Pemuda dari Bekasi yang sayangnya mengalami nasib buruk berinisial IS (28), diberitakan meninggal dunia di Kamboja pada hari Senin, 14 April 2025.
Ihwan mengucapkan salam tinggal pada keluarganya yang ada di Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi dan bersiap untuk bepergian mencari pekerjaan di luar negeri mulai bulan Februari tahun 2024.
Saat berbicara dengan keluarganya, dia menyatakan bahwa dirinya sudah ditempatkan kembali ke posisi lain dalam sebuah rotasi yang berasal dari perusahaannya di Indonesia.
Sebenarnya di Kamboja, Ihwan bertugas sebagai administrator untuk sebuah perusahaan penipuan daring. Karena gagal memenuhi sasarannya, para korbannya dianiaya oleh pihak perusahaan tersebut.
Sekarang rahasia di belakang pergiannya Ihwan ke Kamboja pun telah terungkap.
Dia pergi ke negeri Angkor Wat itu dengan tujuan untuk mendukung pemulihan kondisi finansial keluarganya.
Sebelum pergi, Ihwan diberi janji tentang pendapatan yang sangat menarik.
“Mungkin alasannya adalah untuk menghargai orang tuanya dan meningkatkan kondisi keuangan keluarga,” ujar adik Ihwan, Subyantoro (23), pada hari Kamis, 17 April 2025.
Ihwan merupakan tulang punggung keluarga, setelah orang tuanya purna tugas.
Dia telah berkarir di keluarga tersebut sejak menyelesaikan pendidikannya.
Dalam pandangan saudaranya yang lebih muda, Ihwan dikenal sebagai seseorang dengan hati mulia dan gemar membantu orang lain.
Dia pergi ke sana-sini dan sudah sangat luar biasa seperti membelikan hp untuk orang tuanya, menyediakan mesin cuci untuk orang tuanya lagi, memberikan laptop buat saya, serta membelikan kamera bagi istrinya, ini semua menunjukkan sikap yang amat baik,” jelasnya.
Di samping itu, Ihwan juga pernah memberikan salinan kitab suci kepada sebuah pesantren.
“Sudah terkenal sebagai orang yang baik di tempat ini dan juga disini, dia menyumbangkan Al-Quran kepada sebuah pesantren,” katanya.
Sebelum diketahui telah meninggal, Ihwan ditemukan polisi di jalan-jalan Kamboja dalam keadaan berlumuran luka serta tidak memakai pakaian.
“Mungkin pas lagi penyiksaan dia pingsan, mereka kira kakak saya udah enggak ada (meninggal), akhirnya dibuang di jalanan, karena perusahaan enggak mau tanggung jawab, ditemuin sama polisi lagi patroli,” kata Subyantoro.
Rumah sakit mendapatkan berita mengenai Ihwan ketika korban diantarkan oleh polisi setempat. Keluarganya baru mengetahuinya sesudahnya.
Saat itu, perawat di rumah sakit memberi tahu bahwa Ihwan telah bangun kesadarannya setelah berada dalam keadaan koma sekitar dua hari.
“Subyantoro mengatakan bahwa pada tanggal 3 April 2025, ia mendapat kabar tersebut lewat sutradara saudaranya. Namun, sang sutradara menerangkan bahwa saudaranya sudah dalam keadaan koma selama dua hari di rumah sakit. Ini menandakan bahwa pemasukan ke rumah sakit terjadi sekitar tanggal 28 Maret,” demikian disampaikan oleh Subyantoro dan dirangkum dari laporan TribunJakarta.com.
Saat berkomunikasi, Ihwan bercerita kepada keluarganya bahwa ia disiksa oleh belasan orang karena tidak memenuhi target perusahaan.
Selain itu, keluarga juga melihat kondisi Ihwan dengan penuh luka di sekujur tubuhnya melalui video call.
Ihwan diduga ditikam dan dilempari oleh sekelompok orang yang berjumlah belasan sampai dia dicekik.
Akan tetapi, sesaat sebelum dia berhasil dibangkitkan kesadarannya dari koma, Ihwan menghentikan pernapasan terakhirnya.
Akhirnya keluarga Ihwan memilih untuk menguburkan jenazah tersebut di Kamboja.
Komentar