.CO.ID –
JAKARTA – Saham dari perusahaan semikonduktor, perbankan besar, serta industri minyak AS merosot drastis pada hari Jumat (4/3).
Jatuhnya nilai saham ini disebabkan oleh pengumuman China tentang balas dendam terhadap tarif Trump melalui pemberian bea masuk tambahan. Hal tersebut memperkuat konflik perdagangan di antara kedua negara besar dengan ekonomi tertinggi dunia, akibatnya hal itu menjadi ancaman bagi prospek pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan.
China secara resmi telah menetapkan tarif impor penambah sebesar 34% untuk produk-produk dari Amerika Serikat. Aturan baru ini bakal dijalankan dimulainya tanggal 10 April nanti.
China pun telah menyatakan pembatasan ekspor sejumlah barang metallogi tanah langka serta menambahkan berbagai perusahaan dari AS ke dalam senarai kontrol ekspor dan katalog “entitas tak terpercaya”. Hal ini memberikan peluang kepada Beijing untuk menerapkan sanksi.
Langkah yang dilakukan oleh China merupakan respons terhadap tarif masuk 34% yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk produk-produk dari China dan disampaikan pada hari Rabu (2/4).
Pertarungan tarif yang berlangsung membawa dampak penurunan signifikan nilai saham di seluruh pasar finansial dunia pada hari Kamis. Beban tambahan tersebut adalah bagian dari biaya impor 20% yang sudah dilakukan Amerika Serikat terhadap Tiongkok sejak awal tahun ini.
Para investor telah cemas bahwa konflik perdagangan ini bisa memicu ketidakstabilan dalam jaringan pasokan, meningkatnya biaya produk, serta menurunnya daya beli terhadap bermacam-macam barang seperti kendaraan, smartphone, hingga sneaker.
Saham Tesla dan Apple — dua perusahaan teknologi konsumen dengan keterlibatan signifikan terhadap pasar China — mengalami penurunan sebesar 8% dan 4%, secara berurutan. Walaupun kedua entitas ini telah mendirikan pabrik di China, tarif impor yang dikenakan pada komponen-komponen yang mereka butuhkan dari Amerika Serikat bisa saja merusak profitabilitasnya serta mendorong naiknya harga bagi para pelanggan.
“Banyak perusahaan teknologi telah mendirikan jaringan suplai dalam negeri di China. Kebanyakan bagian mereka sudah dipasok langsung dari sana, sehingga hambatan seharusnya bisa dikelola dengan baik, walaupun kita mengantisipasi peningkatan biaya bagi spare part atau komponen lain yang bukan berasal dari Cina,” ungkap Nishant Udupa, direktor pada praktik Everest Group.
Untuk Tesla, yang telah berpartisipasi dalam persaingan tarif ketat dengan pemain lokal di China, kenaikan harga dapat memperburuk tekanan pada penjualan.
“Penjualan smartphone Apple telah merosot di China dalam beberapa bulan terakhir, berjuang melawan kompetisi yang kian sengit dari merek-merek lokal dengan harga lebih rendah. Oleh karena itu, tarif impor yang meningkat diperkirakan akan semakin memperburuk kondisinya,” jelas Susannah Streeter, analis senior bidang keuangan dan pasar di Hargreaves Lansdown.
Saham Alphabet, Microsoft, serta Amazon.com anjlok lantaran paparan mereka terhadap pasar China yang terbatas.
Saham GE Healthcare jatuh sekitar 13% setelah China mengimplementasikan kendali eksportasi atas logam langka yang dipakai untuk pencitraan MRI. Tindakan pemerintahan itu meliputi investigasi antidumping terkait produk tabung CT medis tertentu dari Amerika Serikat dan India, memperparah ketidakpastian pasar.
SEMIKONDUKTOR
Perusahaan pembuatchip pun tetap akan menjumpai kesulitan walaupun Amerika Serikat merelakan ekspornya barang-barang elektronik dengan jumlah yang sangat besar menuju Tiongkok. Nilai saham dari Intel, Applied Materials, serta Qualcomm –yang mana semua tersebut bergantung pada pemasukan sebesar minimal 30% dari Negeri Tirai Bambu– anjlok antara 5% sampai 8%.
Pada tahun 2024, Amerika Serikat berencana untuk mengekspor peralatan listrik dan elektronik yang bernilai di atas $15 miliar ke Cina, dimana mayoritas nilai tersebut datang dari penjualan sirkuit terpadu, transistor, serta komponen semikonduktornya lainnya, sesuai dengan informasi dari situs web data ekonomi Trading Economics. Untuk dibandingkan, Amerika Serikat mengimpor jumlah hampir $127 miliar dalam bentuk peralihan elektronik dari negara tersebut tahun lalu.
“Ketika hal ini terjadi, semikonduktor akan mengalami pengaruh signifikan… Kami sudah melihat bagaimana ekosistem dalam negeri tumbuh di China, di mana hampir setiap perusahaan semikondukor besar dari AS memiliki pesaing lokal. Kemungkinan tren tersebut akan bertambah,” jelas Udupa.
SUMBER DAYA ALAM
Harga minyak mentah, yang telah terbebani oleh peningkatan produksi OPEC+ yang diperkirakan akan datang di bulan Mei, makin merosot.
Kedua perusahaan minyak raksasa yakni Exxon dan Chevron merosot lebih dari 5%. Layanan lapangan minyak unggulan SLB mengalami penurunan sebanyak 10%, sementara itu penyulingan dengan volumenya yang paling besar di Amerika Serikat yaitu Marathon Petroleum anjlok sekitar 6%. Sementara itu, DuPont sebagai salah satu produsen bahan kimia juga ikut melemah hingga 12%.
“Meningkatnya perang dagang menyebabkan ketidakpastian resesi semakin bertambah, sehingga dampaknya pada peningkatan permintaan minyak bisa sangat berkurang,” ujar Tamas Varga, seorang analis dari PVM.
China pun menjadi pembeli utama bagi produk pertanian Amerika Serikat, termasuk ketika impor barang-barang tersebut dari AS mengalami penurunan pada tahun kemarin.
Saham perusahaan unggulan di sektor biji-bijian seperti Archer-Daniels-Midland merosot 8%, serupa dengan penurunan 6% yang dialami oleh Bunge. Di sisi lain, saham produsen pupuk yaitu Mosaic dan CF Industries mengalami penurunan berturut-turut sebesar 10% dan 8%.
Peningkatan tarif Cina pada ekspor kedelai Amerika Serikat akan menaikan biaya bagi pembeli di dalam negeri, khususnya para produsen ransum hewan ternak, serta bisa mendorong negara ini untuk memperoleh pasokan yang lebih besar dari Brazil dan Argentina, demikian menurut analis Morningstar Seth Goldstein.
PERBANKAN
Saham perbankan terus merosot sejak hari Kamis. Sektor ini dihantui oleh ketakutan bahwa perselisihan dagang bisa memperlemah keyakinan para konsumen, berkurangnya belanja, mengurangi permintaan kredit, serta mendorong turunya tarif jasa konsultasi dalam transaksi.
Bank JPMorgan Chase, yang merupakan bank terbesar di Amerika Serikat berdasarkan jumlah aset, jatuh sebanyak 7%. Sementara itu, raksasa keuangan Wall Street seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley mengalami penurunan lebih dari 7% setiap perusahaan.
MESIN
Produsen peralatan berat Caterpillar dan John Deere mengalami penurunan harga saham sebesar 5% dan 4% secara berturut-turut, akibat ketakutan akan menurunya permintaan di salah satu pasar internasional utama mereka.
Tiongkok adalah pembelian terbesar untuk alat-alat konstruksi dan pertanian, selain itu mereka juga menjadi aktor penting di pasar global yang fokus pada investasi infrastrukturnya.
RITEL
Saham dari perusahaan sepatu serta produk-premium melawan arusnya pasca klaim Trump bahwa pemimpin Vietnam Tran Dac Phuong memberikan tawaran untuk mereduksi bea masuk ke Amerika Serikat. Saham Ralph Lauren meningkat 2,5% dan saham Tapestry bertambah hingga 3,6%.
Nike mengalami kenaikan sebesar 4%, merek yang dibesut Roger Federer yaitu On melonjak 7,2%, sementara saham Lululemon Athletica bertambah 3%. Awalnya, saham-saham ini merosot akibat balas dendam berupa tarif dari pihak China, sebagai salah satu penyumbang pendapatan terpenting.
Komentar