Business children commerce money women
Beranda / women / Mariama, Ibu dari 5 Anak, Berani Memanjat Kapal untuk Mereka Ditemukan oleh Sandiaga Uno

Mariama, Ibu dari 5 Anak, Berani Memanjat Kapal untuk Mereka Ditemukan oleh Sandiaga Uno



Cerita tentang Mariama (32), seorang pedagang kaki lima yang nekad mendakili tali kapal untuk menjual barangnya di atas kapal yang bersandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Pada klip yang tersebar di platform-media sosial, perempuan bertudung itu kelihatan dengan cepat memanjat naik keatas kapal menggunakan tali tersebut.

Wanita yang bekerja sebagai penjual asong di sini tampak sedang berupaya memanjat ke atas kapal guna menjual barang dagangannya.

Jauh terlihat dia menggantung di antara beberapa tali. Perlahan-lahan, dia akhirnya berhasil mencapai puncak kapal.

Tindakan heroik Mariama langsung menarik perhatian mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Outstanding di Keuangan: 4 Shio Ini Raih Keberuntungan dengan Tabungan Tambahan!

Menteri Pariwisata ke-13 era Presiden Joko Widodo ini, tampak mengunggah video aksi manjat tali kapal Mariama melalui akun Instagramnya, @Sandiuno.

Pada postingannya, sang mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut nampak mengajukan pertanyaan kepada warganet tentang alamat Mariama.

Dia menyatakan keinginannya untuk berkomunikasi dengan wanita tersebut, seorang ibu dari lima orang anak yang mempertaruhkan hidupnya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Media sosial, silakan lakukan keajaibanmu!” demikian tertulis.

“Apakah ada orang yang mengetahui di mana saya dapat menghubungi Ibu Mariama dan lokasi tinggal beliau?” Tulislah kembali seperti itu.

Konferensi WeSWAM 2025: Dapatkan Manfaat Anti-Penuaan dengan Botulinum Toxin Nabota dari Daewoong Pharmaceutical


Cerita Mariama

Sementara itu, sang ibu yang memiliki lima orang anak tersebut, menyebutkan bahwa dirinya terpaksa melaksanakan tindakan berisiko tinggi karena dihalangi oleh petugas untuk naik ke kapal menggunakan jalur tangga.

Marriama juga menempatkan nyawanya di garis depan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup lima orang anaknya.

Ketika diwawancara oleh Kompas.com, Mariama menyatakan bahwa tindakan yang dia lakukan bertujuan untuk memenuhi keperluan finansial serta mendukung biaya hidup bagi anak-anaknya.

“Memiliki anak sebanyak lima orang, hanya tiga di antaranya yang masih bersekolah. Sedangkan dua lainnya sudah tidak melanjutkan pendidikan. Untuk mencari nafkah, saya menggantung diri pada tali kapal dan juga menjual roti,” jelas Mariama, Selasa (25/3/2025).

Pemko Batam Bersihkan Kota dari Reklame Ilegal dan Pajak Mangkrak

Marie, yang sekarang berumur 32 tahun, menyatakan bahwa dirinya telah terbiasa dengan kegiatan merayap di atas tali kapal itu.

“Sering sekali aku merayap naik begitu. Ya, berani-beranian saja, jika terjatuh ya resikonya dong, namanya mencari nafkah untuk keluarga. Aku telah menjalankan ini selama empat tahun,” katanya.

Setelah mengalami perceraian dengan suaminya, Mariama memilih untuk membuka usaha menjual roti di sekitar area dermaga.

Dia menyebutkan bahwa sebelum mulai berdagang, dia sendiri yang pertama kali mendaki talinya, lalu setelah itu ia mengangkat adonan roti tersebut ke dermaga kapal.

“Kalau saya sudah di atas, baru rotiku ada yang kasih meluncur naik, ada yang kasih naik di tangga kalau saya sudah di atas,” jelasnya.

Mariama menyatakan dapat meraih laba kira-kira Rp 100.000 setiap harinya melalui penjualannya yang berupa roti. Terlebih saat mendekati hari raya Idul Fitri, pendapatan itu mampu naik.

“Sehari biasanya mendapatRp 100.000, saya hanya menjual roti. Semoga di musim mudik kali ini akan lebih baik,” tambahnya.

Penertiban demi kenyamanan penumpang

Dengan meningkatnya aktivitas Mariama, pihak berwenang di Terminal Soekarno-Hatta Makassar pun mulai mendaftar para penjual kaki lima yang ada di sana.

Patroli dan Tindakan dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Makassar, Musafir, mengungkapkan bahwa tindakan tersebut dilakukan guna memperbaiki situasi pelabuhan yang sebelumnya berantakan karena adanya pedagang yang naik ke kapal dengan menggunakan tali.

“Maka, kami memberikan instruksi sekarang, mengingat kondisinya yang dulu sangat kacau, dia menaiki kapal dengan menggunakan tali, hal itu telah berlangsung cukup lama dan terjadi sering kali,” jelas Musafir.

Musafir menyebutkan bahwa otoritas Kepolisian Samudera (KSOP) akan menjalankan proses pendeteksian dan memberikan pendidikan untuk memastikan bahwa hanya individu-individu beridentitas resmi saja yang diperbolehkan bertualang naik ke kapal.

“Maka kami bergerak bersama KSOP guna mendeteksi dan memberikan pendidikan agar penumpang di kapal merupakan individu dengan identitas jelas,” katanya.

Kebijakan ini bersifat sementara dan nantinya akan ditinjau kembali oleh para pemimpin beserta pihak-pihak yang berkepentingan.

“Tujuannya adalah untuk pendidikan, tidak bersifat tetap, dan akan ditinjau ulang berdasarkan evaluasi dari para pemimpin terkait atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan,” ungkap Musafir.

Dia juga menggarisbawahi kebutuhan akan keteraturan di dermaga, terlebih saat mendekati masa arus balik, sehingga para penumpang bisa melaksanakan perjalanannya dengan tenang.

“Jadi pastinya hal ini perlu diselesaikan terlebih dahulu penegakan hukum di tiap pos, apalagi dengan adanya transportasi untuk mudik Lebaran saat ini. Perlu ketertiban agar para saudara kita yang bekerja jauh bisa pulang ke kampung halamannya dengan nyaman,” tambahnya.

Musafir menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 100 penjaja kaki lima yang aktif di area dermaga.

Agar tetap menjaga keteraturan, Kepala KSOP sudah menerbitkan Surat Keputusan (SK) untuk mendirikan sebuah tim gabungan. Tim ini mencakup beberapa entitas seperti kepolisian, TNI, Pelindo, serta PT Pelni.

Mariama telah menjadi pedagang kaki lima di atas kapal selama empat tahun terakhir.

“Telah empat tahun lamanya aku berjualan seperti ini. Usia saya kini 32 tahun dan harus mandiri untuk membiayai anak. Sudah bercerai dari suamiku,” jelasnya.

Berdasarkan penjualannya yang dilakukan dengan menjual kue di atas kapal, wanita pemberani ini menyatakan bahwa dia bisa mendapatkan sampai Rp 100 ribu setiap harinya dalam upaya mempertahankan keluarganya.

Dana hasil labanya tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan kelima buah hatinya serta menyewa tempat tinggal.

“Pendapatan harian saya biasanya sekitarRp100ribu,saja itu yang bisa kuhasilkan.Saat ini aku menyewa tempat tinggal diJalanKandea,dengan biaya sewa bulananRp500ribu,” jelasnya.

( )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com