Berdasarkan laporan dari Fast Technology, angka kelangsungan nilai mobil listrik turun dengan kecepatan lebih pesimis jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak. Kemungkinan penyebabnya adalah siklus pergantian model yang begitu cepat serta adanya kompetisi sengit di antara para pembuat kendaraan.
Saat produksi kendaraan berenergi terbarukan di Cina melampaui 4,4 juta unit antara Januari dan April, persentase penetrasi pasar menjadi sebesar 43%. Akibat ketersediaan lebih banyak mobil bekas di pasar otomotif bekas, beberapa varian mengalami penurunan harga yang cukup besar di bulan Mei.
Mobil bekas dengan merk perusahaan energi terbarukan yang sedang tren seperti Tesla, BYD, Zeekr, serta Xiaomi mengalami penurunan harga signifikan (price collapse).
Berdasarkan berita lokal, di bulan April 2025, tingkat retensi nilai satu tahun dari Xiaomi SU7 adalah sebesar 88,7%, yang menjadikan produk ini menduduki posisi teratas dalam kategori mobil listrik murni premium.
Setelah menganalisis perbedaan harga selama satu bulan dengan bantuan data dari Jingzhengu, disimpulkan bahwa nilai SU7 relatif stabil, tetapi angka untuk SU7 Ultra malah menurun. Menurut patokan harga resmi pabrikan untuk kendaraan baru yaitu 529.900 yuan, maka penjualan mobil bekas tipe SU7 Ultra mengalami pengurangan harga dari 503.300 yuan hingga mencapai titik 483.300 yuan.
Laporan itu mengatakan bahwa untuk varian terkenal seperti Tesla Model 3, Model Y, BYD Han, serta NIO ET5T, nilai jual kembali kendaraan usia satu tahun biasanya merosot sekitar 30%-50% dari harga ritel saran produsen untuk unit baru.
Para profesional di bidang tersebut menyebutkan bahwa pada bulan Mei, akibat sejumlah alasan seperti peluncuran model kendaraan baru, seringnya kejadian tabrakan di jalur toll, serta banyaknya pembatalan transaksi, industri mobil bekas menghadapi situasi “runtuhan harga”. ***
Komentar