,
Jakarta
– Liburan panjang kerap kali menjadi waktu istimewa yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar orang, namun pada akhirnya terdapat fenomena yang dikenal sebagai post-libur.
holiday blues
..Apa itu?
Libur panjang, seperti
Lebaran 2025
, dapat memiliki makna yang luas mulai dari menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga, hingga sesaat melupakan stres akibat kerja atau sekolah. Liburan memberikan ruang bagi kita untuk menarik napas dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari yang begitu padat.
Akan tetapi, sering kali sesudah menyelesaikan moment yang menggembirakan tersebut, timbul rasa lesu, murung, atau bahkan khawatir ketika harus mereturn ke rutinitas sehari-hari. Kejadian ini disebut sebagai sindrom pasca-liburan.
Berdasarkan pendapat psikolog klinis untuk orang dewasa dari Universitas Indonesia, Teresa Indira Andani, post-holiday blues merupakan suatu keadaan psikologis biasa yang dialami pasca berlibur.
Dilansir dari
Antara
Teresa Indira mendeskripsikannya sebagai “rasa malas, kurang termotivasi, atau bahkan stres ketika harus kembali ke aktivitas pekerjaan atau belajar”. Fenomena tersebut muncul akibat perbedaan signifikan antara atmosfer libur yang santai dan menyenangkan dengan tuntutan harian yang membutuhkan pertanggunganjawaban.
Musim libur sering kali dikaitkan dengan rasa bebas, kemudahan dalam mengatur diri, penjelajahan baru, serta ikatan batin, apakah itu melalui pengalaman pribadi atau masa berkualitas bersama mereka yang disayangi. Namun, setelah musim tersebut usai dan kita terpaksa kembali pada rutinitas padat, tanggungan kerja yang banyak, ataupun tuntutan studi di depan mata, badan dan otak membutuhkan periode adaptasi. Perbedaan ini bisa menciptakan kesenjangan emosi yang dapat menyebabkan rasanya sedih atau hilang.
Penyebab-penyebab dari Kondisi Post Holiday Blues
Teresa mengatakan bahwa selain disebabkan oleh atmosfer yang berubah, ada beberapa alasan lain yang bisa memperburuk situasi tersebut, termasuk lelah akibat perjalanan jarak jauh, pergantian waktu zona, serta tumpukan pekerjaan saat kembali dari cuti. Rasa kesepian atau rindu akan tempat asal pun dapat menyumbang terhadap timbulnya sindrom pasca-libur itu.
Umumnya, gejala ini bersifat sementara dan cenderung membaik dalam waktu beberapa hari. Akan tetapi, bagi sebagian individu, situasi tersebut mungkin bertambah parah hingga menimbulkan gangguan kesehatan mental yang signifikan seperti depresi, kekhawatiran berlebihan, atau burnout apabila tidak diurus secara efektif.
Indikasi-Indikasi dari Sindrom Pasca Liburan yang Harus Dihindari
Berikut ini adalah sejumlah tanda-tanda utama yang bisa menandakan bahwa seseorang sedang merasakan dampak setelah liburan. Antara lain terdapat:
1. Rasa cemas atau depresi.
2. Sulit untuk kembali ke rutinitas normal.
3. Kehilangan minat pada aktivitas biasa.
4. Perubahan pola tidur dan makan.
Semua hal tersebut dapat menjadi indikasi dari kondisi “post-holiday blues”.
– Perasaan kesedihan atau kecemasan yang terus-menerus
– Kesulitan berkonsentrasi
– Pola tidur atau kebiasaan makan seseorang mengalami perubahan signifikan
– Kurang berminat dengan rutinitas harian
– Perasaan letih atau kehilangan semangat
– Perubahan emosi yang cepat atau merasakan kepekaan ekstra terhadap hal-hal sekitar
Apabila tanda-tanda tersebut bertahan lebih dari dua minggu dan sudah mempengaruhi rutinitas harian, misalnya produktivitas kerja, prestasi belajar, atau interaksi sosial, maka dianjurkan untuk mencari bantuan dari seorang psikolog atau ahli kesehatan jiwa.
Langkah-langkah Menangani dan Melindungi dari Masalah Postingan
Holiday Blues
Agar bisa menangani emosi tersebut, ada sejumlah tindakan mudah tapi berdampak positif yang dapat diimplementasikan dan didapatkan dari sumber tersebut.
Verywell Mind
, :
1. Sediakan waktu untuk perubahan
Jangan segera mengisi rutinitas harian Anda dengan tugas yang melelahkan di hari pertama setelah pulang libur. Biarkan tubuh dan otak memiliki kesempatan untuk mereset diri terlebih dahulu.
2. Ciptakan kebiasaan yang mengasyikkan
Masukkan tindakan sederhana dan mengasyikan ke dalam jadwal sehari-hari Anda, contohnya adalah dengan memutar lagu kesukaan, melakukan olahraga ringan, atau berkumpul bersama teman-teman.
3. Praktikkan self-care
Sediakan waktu untuk menjaga kesehatan diri sendiri, termasuk istirahat yang mencukupi, mengonsumsi makanan seimbang, serta bermeditasi atau melakukan introspeksi.
4. Tetapkan tujuan kecil
Mengembalikan semangat kerja atau studi dengan menentukan tujuan yang sederhana dapat mendukung peningkatan dorongan serta perasaan tercapainya sesuatu.
5. Berpusatlah pada aspek-aspek yang menggembirakan
Sebaiknya bersyukur atas pengalaman-pengalaman menyenangkan selama perjalanan daripada menyesali akhir dari liburan tersebut, dan biarkan itu menjadi inspirasi untuk memandu Anda dalam menghadapi hari-hari mendatang.
Komentar