Iklan Header
disasters flying incident news tragedies
Beranda / tragedies / Pilot Air India Mengirim Pesan Terakhir Sebelum Jatuh: Kisah Tragis yang Mengejutkan

Pilot Air India Mengirim Pesan Terakhir Sebelum Jatuh: Kisah Tragis yang Mengejutkan

Pilot Air India Mengirim Pesan Terakhir Sebelum Jatuh: Kisah Tragis yang Mengejutkan



“Mayday, mayday,” adalah frasa final yang didengarkan melalui radio kokpit pesawat Air India 171 sebelum kemudian jatuh dan mengakibatkan kematian lebih dari 270 orang pada hari Kamis (12/6).

Pesawat berencana take off dari Ahmedabad menuju London dinaiki oleh Kapten Sumeet Sabharwal. Berdasarkan pernyataan formal dari badan pengatur penerbangan di India yang dilansir melalui The Guardian, dia memancarkan sinyal darurat kepada menara kendali tak sampai satu menit usai lepas landas tepat pukul 13:39 waktu lokal.

Sekretaris Kementerian Penerbangan India, Samir Kumar Sinha, mengatakan bahwa tidak terdapat balasan apa pun dari pesawat saat petugas kontrol lalu lintas udara berusaha untuk merespons permintaan bantuan yang diberikan. “Pesan itu tidak mendapatkan respon,” imbuhnya.

Sejumlah detik sesudah telepon terakhir tersebut, pesawat segera jatuh. Berdasarkan investigasi permulaan, kendaraan udara itu pernah mencapai elevasi 650 kaki, kemudian secara mendadak merosot dengan signifikan hingga menabrak bumi.

Tempat kejadian berlokasi di daerah Meghani Nagar, kurang lebih dua kilometer dari Bandara Ahmedabad. Pesawat dengan bobot mencapai 227 ton tersebut mengenaskan sebuah penginapan yang ditempati oleh mahasiswa kedokteran beserta keluarganya.

Edwin Nugraha Putra: Penghargaan TOP CSR 2025 Menunjukkan Janji PLN IP terhadap Lingkungan dan Masyarakat

Dari 242 orang yang berada di dalam pesawat, hanya satu orang yang selamat. Sisanya tewas dalam tragedi yang disebut sebagai salah satu kecelakaan penerbangan paling tragis dalam sejarah India.

Tabrakan pesawat dengan gedung tersebut juga menelan korban jiwa dari kalangan masyarakat umum. Di antara mereka terdapat empat mahasiswa kedokteran, istrinya yang merupakan seorang dokter dan tengah mengandung anaknya, beserta berbagai pekerja dan pedagang lokal di area sekitarnya.

Otoritas di India enggan untuk menerka sebab kecelakaan pesawat Boeing 787-8 Dreamliner itu. Akan tetapi, mereka menggarisbawahi bahwa semua opsi akan diteliti secara mendalam.

“Setiap teori yang muncul akan ditinjau,” ungkap Sinha. Tim penyelidik saat ini sudah berhasil mendapatkan flight data recorder atau kotak hitam dari pesawat tersebut.

Pemeriksaan pada kotak hitam sedang berlangsung. Investigasi lengkap diproyeksikan selesai dalam kurun waktu tiga bulan.

Warga Negara Indonesia di Iran Diminta Waspadai Tingkat Kewaspadaan 2

Menteri Penerbangan Sipil, Ram Mohan Naidu Kinjarapu, mengungkapkan bahwa penguraian dari kotak hitam tersebut akan menjadi elemen penting dalam mengetahui kejadian sebenarnya.

Agar dapat mendukung penyelidikan, empat ahli kecelakaan pesawat asal Inggris sudah sampai di Ahmedabad pada hari Jumat semalam. Mereka berkolaborasi dengan regu setempat untuk mencari petunjuk serta mengevakuasi para korban.

Sampai dengan hari Sabtu di waktu pagi, total korban meninggal dunia sudah mencapai angka 279 orang. Evakuasi terus dilakukan dan jenazah tertua yang baru saja ditemukan ada di bawah sayap pesawat tersebut.

Kelompok keluarga para korban secara berturut-turut datang ke Rumah Sakit Sipil di Ahmedabad. Sebagian besar dari mereka menyuarakan ketidakpuasan atas kemunduran dalam tahap pengenalan mayat serta pemberian kepada kerabat yang bersangkutan.

Anil Patel, seorang anggota keluarga para korban, kehilangan anak laki-lakinya serta menantu akibat insiden tersebut. Dia menyampaikan ketidakpuasannya terhadap keterlambatan penyajian informasi dan prosedur pengenalan jasad, walaupun telah memberikan contoh sampel DNA.

Pemerintah Mamberamo Raya Mendukung Implementasi Program ADEM dan ADIK Yang Inovatif

Ia mengatakan bahwa mereka masih tidak mengetahui kapan mayat tersebut akan diterima.

Mereka merupakan satu-satunya keluarga yang tersisa bagi saya semenjak isteri saya wafat akibat kanker tujuh tahun silam. Yang saya harapkan hanyalah agar mereka dapat cepat pulang. Makin lama tinggal di tempat itu, mungkin keadaan fisik mereka bakal bertambah parah. Pikiran tersebut sungguh membuatku susah bernapas,” lanjutnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
× Iklan