Iklan Header
health Health & Fitness health and exercise health benefits healthy living
Beranda / healthy living / Baik Olahraga Tiap Hari Atau Cuma di Akhir Pekan? Ini Jawabannya

Baik Olahraga Tiap Hari Atau Cuma di Akhir Pekan? Ini Jawabannya

Baik Olahraga Tiap Hari Atau Cuma di Akhir Pekan? Ini Jawabannya

Kareba Nusantara Sarana olahraga sangat diperlukan bagi siapa saja untuk dijalankan sebagai rutinitas harian.

Ini dilakukan untuk mempertahankan kebugaran dan kesejahteraan tubuh kita.

Beberapa orang mungkin enggan untuk berolahraga, sebab dianggap terlalu melelahkan.

Namun paling tidak, harus dicoba untuk berolahraga paling sedikit satu kali dalam sepekan.

Apabila kurang bersemangat untuk melakukan latihan yang intensif, tetap saja lakukan aktivitas gerak ringan tersebut.

Layanan Puskesmas Komba Dirombak ke Yahim: Perubahan untuk Lebih Baik

Apabila mayoritas orang mengalami kesulitan besar menemukan waktu untuk berolahraga seminggu ini karena rutinitas mereka yang padat.

Namun, sebuah penelitian terbaru menawarkan berita bagus untuk mereka yang hanya dapat meluangkan waktu olahraga di hari Sabtu dan Minggu.

Ternyata, berolahraga hanya pada akhir pekan—yang biasanya dikenal sebagai “pejuang akhir pekan”—sama bermanfaatnya untuk kesehatan dibandingkan dengan melakukan latihan setiap hari.

Apakah kamu termasuk orang yang sibuk sepanjang minggu dan hanya bisa berolahraga saat akhir pecan (weekend)?

Tenang, kamu tidak sendirian dan kabar baiknya, hal itu bisa tetap menyehatkan tubuh.

Wabup Fajar Aldila Kunjungi Puskesmas Cisarua: Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan di Sumedang

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa orang yang berolahraga hanya satu atau dua hari dalam seminggu memiliki manfaat kesehatan yang setara dengan mereka yang berolahraga secara rutin setiap hari.

Selama total waktu dalam seminggunya mencukupi.

Temuan dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association ini dapat menggantikan cara pandang lama: mungkin bukan frekuensinya tetapi total waktu berolahragalah yang lebih penting.

Ini berarti bahwa asalkan seseorang mencapai total 150 menit aktivitas fisik sedang sampai berat setiap pekan, mereka masih dapat mendapatkan perlindungan dari risiko kematian prematur, penyakit jantung, serta kanker. Hal ini termasuk jika kegiatan olahraga tersebut dilakukan secara berkumpul dalam satu atau dua hari seminggu saja.

“Pesan ini sungguh membawa kebahagiaan, khususnya untuk orang-orang yang merasakan kesulitan menemukan waktu berolahraga di tengah rutinitas yang begitu padat,” ungkap Dr ZhiHao Li, sang penulis utama studi serta epidemiologist dari Southern Medical University di Guangzhou, Tiongkok.

Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Kabupaten Bandung 16-22 Juni 2025: Ketahui Syarat dan Harga Terkini

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam kegiatan fisik meskipun tidak teratur masih dapat menghasilkan manfaat bagi kesehatan jangka panjang.

150 Menit yang Berarti: Pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan bahwa orang dewasa harus melaksanakan olahraga aerobik berintensitas sedang sebanyak 150-300 menit setiap pekan, atau bila dilakukan dalam intensitas tinggi bisa menjadi 75-150 menit seminggu, ataupun gabungan kedua-duanya.

Menggambarkan hasil menarik dari penelitian tersebut, disebutkan bahwa bagaimana individu mendistribusikan waktunya untuk berolahraga selama seminggu tidak begitu relevan; aspek kunci yang paling penting adalah besarnya total kegiatan mereka.


Melibatkan 93.000 peserta

Studi ini mengevaluasi informasi dari sekitar 93.000 individu dewasa yang berpartisipasi dalam UK Biobank, yaitu salah satu sumber data kesehatan populasi paling besar globally.

Aktivitas fisik partisipan diukur dengan cara yang obyektif melalui penggunaan perangkat accelorometer gelang, yaitu sebuah alat pelacak gerakan yang dipasangkan layaknya jam tangan, dan hasilnya jauh lebih tepat daripada kuesioner yang mengandalkan memori atau persepsi dari para partisipan itu sendiri.

Peserta dikategorikan menjadi tiga kelompok: Weekend Warrior (yang berolahraga dengan intensif hanya 1-2 hari dalam seminggu), Active Regular (yang menyebarkan kegiatan fisik merata sepanjang minggu), dan Inactive (yang tidak mencapai 150 menit aktifitas olahraga setiap pekannya).


Hasil mengejutkan

Setelah delapan tahun penanganan berkelanjutan, lebih dari 3.000 orang meninggal dunia, dengan mayoritas kasus akibat kanker (kira-kira 45%) serta penyakit jantung dan pembuluh darah (17%).

Hasil evaluasi menyatakan bahwa: Weekend Warrior memiliki peluang lebih rendah terhadap risiko kematian.

Seluruh alasan: 32% lebih rendah; masalah jantung: 31% lebih rendah; serta kanker: 21% lebih rendah. Di sisi lain, Active Regular pun mengindikasikan pengurangan resiko, namun agak sedikit di bawahnya.

Setiap sebab: 26% lebih sedikit; masalah jantung: 24% lebih rendah; serta kanker: 13% berkurang.

“Sebetulnya kami pernah berpikir bahwa jika olahraga disebar secara merata sepanjang minggu, maka hasilnya akan lebih optimal,” jelas Li.

“Ternyata, asalkan seseorang menyentuh batas waktu 150 menit, keuntungan yang didapat masih cukup signifikan, meskipun itu hanya terjadi pada satu atau dua hari,” imbuhnya.


Total aktivitas

Keith Diaz, Ph.D., seorang profesor perilaku kesehatan di Columbia University Medical Center, menyebutkan bahwa temuan tersebut menegaskan ide bahwa besarnya jumlah aktivitas lebih unggul dibanding pola penyebarannya selama satu minggu.

“Banyak individu mengalami kesulitan menambahkan olahraga ke dalam jadwal mereka selama hari kerja,” ujar Diaz.

“Namun, hasil ini menunjukkan bahwa bahkan jika hanya bisa aktif saat akhir pekan, kita tetap bisa mendapatkan manfaat kesehatan yang signifi kan,” ucapnya.

Meski begitu, Diaz juga mengingatkan bahwa menjejalkan 150 menit aktivitas berat dalam dua hari bisa menjadi tantangan bagi tubuh, khususnya otot dan sendi.

“Beberapa studi lain menyatakan ada sedikit kenaikan risiko cedera pada sistem muskuloskeletal bagi para weekend warrior,” katanya.

“Namun, manfaat kesehatannya jauh lebih besar dibandingkan risikonya.

Pastikan untuk melakukan pemanasan, menyesuaikan intensitas, dan membangun kapasitas tubuh secara bertahap,” urainya.


Perlu diperhatikan

Walau hasilnya solid dan disokong oleh data yang obyektif, studi ini masih menyimpan beberapa batasan.

Kegiatan fisik hanya dievaluasi sekali pada awal penelitian, jadi belum termasuk perkiraan tentang bagaimana mungkin perilaku aktif ini bisa berubah dari tahun ke tahun selanjutnya.

Di samping itu, sebagian besar partisipan merupakan anggota komunitas kulit putih di Inggris, sehingga kesimpulan tersebut mungkin tidak sepenuhnya relevan bagi kelompok-kelompok dengan latar belakang etnik, budaya, atau pola hidup yang beragam.

Namun begitu, untuk mereka yang sebelumnya merasa ” gagal” lantaran kesulitan menjaga kedisiplinan dalam olahraga setiap harinya, penelitian ini membawa angin segar.

Kita masih dapat menjaga kesehatan jantung, mengurangi risiko terkena kanker, serta memperpanjang umur meskipun tidak perlu olahraga setiap harinya.

Kunci utamanya adalah mencapai total durasi seminggu sebanyak 150 menit, melalui kegiatan yang cukup mendalam.

Bisa berupa berlari, bersepeda, menari, berkebun, atau bahkan membersihkan rumah secara aktif.

Dengan perencanaan yang baik, bahkan kesibukan ataupun rutinitas bukan lagi alasan untuk mengabaikan kesehatan dan kebugaran.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
× Iklan