asia commerce economics international economics news
Beranda / news / Kebijakan Tarif Trump: Dampaknya pada Pasar Asia dan Implikasinya

Kebijakan Tarif Trump: Dampaknya pada Pasar Asia dan Implikasinya

Kebijakan Tarif Trump: Dampaknya pada Pasar Asia dan Implikasinya





,


Jakarta


Presiden AS Donald J. Trump merilis aturan baru tentang bea masukan pada Selasa, 2 April kemarin. Aturannya mencakup pungutan sebesar setidaknya 10% untuk seluruh barang dari beragam negara serta tarif yang lebih besar atau bersifat saling kembali sebagai tanggapan kepada beberapa negeri partner perdagangan seperti halnya Indonesia.

tarif Trump

menyajikan beragam dampak di beberapa negara hingga mencapai pasaran Asia.

Dilansir dari

The Indian Express

Amerika, di mana pasar Asia mengalami penurunan drastis pada hari Kamis, tanggal 3 April, pasca pengumuman tentang peningkatan tariff impor oleh Trump. Sebagai respons terhadap hal ini, banyak investor beralih ke aset safe haven atau jenis investasi yang cenderung lebih stabil.

Beban dari kenaikan tarif secara langsung mempengaruhi Indeks Nikkei 225 di Tokyo, Jepang, yang jatuh sebesar 2,8%, mencapai titik terendahnya dalam delapan bulan akibat kebijakan tariff 24% oleh Trump untuk barang-barang impor asal Jepang. Tidak hanya Jepang, tetapi juga Korea Selatan —sebagai sekutu Amerika Serikat— ikut merasakan dampak dengan penurunan indeks KOSPI sebanyak 2% dikarenakan bea masuk tambahan 25% yang dikenakan kepada produk-produk impor dari Korea Selatan.

Negara-negara di Asia yang paling dipengaruhi oleh kebijakan tariff Amerika Serikat bawah kepemimpinan Donald Trump adalah Vietnam dan Tiongkok. Tariff sebesar 46% untuk produk Vietnam secara langsung menyebabkan nilai ETF Vietnam merosot hampir 8%. Di sisi lain, Tiongkok sebagai negara dengan beban tariff tertinggi juga menderita kerugian signifikan dalam berbagai indeks saham; indeks CSI 300 menurun sekitar 0,24%, indeks Komposit Shanghai anjlok sebanyak 0,1%, sedangkan Indeks Hang Seng di Hongkong jatuh mencapai 1,6%. Selain itu, yuan juga ikut melemah menjadi 7,3060 per dollar AS pada tanggal 3 April, posisi terrendahnya sejak bulan Februari tersebut.

Indonesia, sebagai salah satu pangsa pasar utama di Asia, berdampak tak hanya pada bidang ekspor tetapi juga terhadap aspek makroekonominya.

Rusia Tertarik Beruji Coba dengan Timnas Indonesia, Kapan Ya Enaknya?

“Kebijakan tariff impor Amerika Serikat bukan saja memberikan dampak langsung terhadap sektor eksport Indonesia namun juga menghasilkan efek berantai yang memengaruhi kestabilan makroeconom,” ungkap Listya Endang Artiani, dosen dan peneliti di Universitas Islam Indonesia dalam artikel ilmiah ‘Impor Trump: Konflik Keuntungan dan Ancaman untuk Perekonomian Indonesia’, seperti dilansir oleh Tempo pada Minggu, tanggal 6 April 2025.

Menurut Listya, dampak terhadap bidang ekonomi makro akibat keputusan tariff impor tersebut bisa diamati dengan jelas melalui penurunan nilai tukar rupiah. Berdasarkan data yang diambil dari Refinitiv, pada hari Senin tanggal 7 April tahun 2025 jam 10:43 WIB, kurs rupiah merosot hingga mencapai angka Rp 17.261 untuk setiap dolar Amerika Serikat dan hal itu menandai level terendah dalam catatan historis.

Selanjutnya, Listya mengatakan bahwa menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah, meningkatkan perdagangan luar negeri, menekan inflasi dalam negeri, serta meningkatkan performa bursa saham merupakan masalah-masalah penting yang harus cepat diselesaikan guna mempertahankan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia di hadapan tensi dagang dunia.

Pada tanggal 10 April, setelah Presiden Trump menginformasikan penundaan sementara kenaikan tarif sebagai tanggapan, bursa saham di Asia segera meroket. Menurut laporan NPR, Indeks Nikkei di Jepang meningkat tajam sebesar 9,1%, sedangkan Indeks Kospi di Korea Selatan naik mencapai 6,6%. Meskipun demikian, Indeks Hang Seng di Hong Kong juga terdongkrak dengan pertambahan 2%, termasuk indikator-indikator penting lainnya di China meski Trump membebaskan China dari penundaan tersebut dan malah menambah beban pajak mereka secara signifikan.

Untuk Indonesia sendiri, sebagaimana yang diambil dari

Antara

Pada hari Kamis, diperlihatkan kenaikan sebesar 5,07% dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan respons positif dari pasar lokal. Dengan nilai perdagangan senilai Rp9,6 triliun dan 568 saham naik, berbagai sektor seperti energi, konsumsi, finansial, serta infrastruktur turut mengalami pertumbuhan.

Warga Pinrang Temukan Dua Mortir Diyakini Ditinggalkan Jepang, Polisi Menghancurkannya

Associate Direktur dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus menyebutkan bahwa kenaikan di bursa saham berlangsung lantaran para pemain pasar memberi respons yang baik atas penangguhan tariff saling melengkapi.
tarif Trump
ke berbagai negara dalam waktu 90 hari oleh Presiden Donald Trump, terkecuali kunjungan ke Cina yang tidak termasuk.

“Perbuatan Trump pada akhirnya sudah memaksa para pemimpin bisnis dan investor merombak strategi mereka,” jelas Nico, sapaan singkatnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com