Sering terlihat di jalanan, kebiasaan pengemudi bis adalah dengan mengaktifkanlampu sein ketika sedang bergerak.
Banyak orang berpikir bahwa penggunaan lampu sein oleh para supir bus hanyalah perilaku main-main.
Sebenarnya, itu merupakan petunjuk penting bagi para pemakai jalan yang ada di sekitar sana.
Maka, bagaimanakah caranya untuk memahami sinyal lampu sein yang digunakan oleh pengemudi bis tersebut?
Mengikuti pengemudi bus wisata Bee Buzz bernama Dedy, kode sein umumnya dipergunakan ketika bus akan melewati mobil lain yang berada di hadapannya.
Apabila pengemudi menyalakanlampu sinyal kanannya, ini mengindikasikan bahwa mobil yang ada di belakang bus diperbolehkan untuk mengikutinya saat akan melewati bus tersebut.
“Bila kita berada di jalur toll atau jalan normal, menyalip dengan menggunakan sein kanan lalu mengikuti (mengekor) adalah boleh,” kata Dedy seperti dilaporkan.
Sebaliknya, apabila sopir bis yang melakukan manuver mendahului dengan tiba-tiba mengindikasikan lampu sebelah kiri, maka pemakai jalan raya di belakang tidak boleh mengikutinya.
Sebabnya adalah karena area di depan umumnya terlalu kecil, atau sebaliknya ada banyak orang yang datang dari arah berbeda.
“Bila saat sedang melewati proses menyalip, badan mobil belum sepenuhnya lolos tetapi lampu sein sudah berpindah ke arahkan kiri, sebaiknya jangan ditiru. Ini mengisyaratkan bahwa kendaraan di depan melaju lebih lambat,” sambung Fariz yang juga dikenal sebagai supir bus wisata.
Di samping indikator kiri, beberapa pengemudi bis juga mengirimkan peringatan berbahaya dengan menyala kanlampu hazard ketika melakukan manuver mendahului kendaraan lain.
“Umumnya kalau saya sih, saat berada dalam posisi beralih jalur tanpa menunjukkan arah dengan sigin kiri atau kanan secara bergantian. Saya mengaktifkan lampu hazard agar pengendara dibelakang tidak salah paham,” jelas Dedy tambahan.
Namun demikian, diketahui bahwa kode-kode yang diberikan oleh supir bus itu hanya berlaku di Pulau Jawa.
Untuk Pulau Sumatera, kodesein yang disediakan menunjukkan variasi.
“Justru di Sumatera cara melengkapinya berbeda. Jika kita melewatkan dari kanan lalu memberi sinyal kiri, ini menunjukkan bahwa jalanan aman (untuk kendaraan yang ada di belakang bus),” kata Dedy.
“Maka jika terdapat bis yang melewatkan sebelah kanan dan menarik sein di sisi kanan, hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak aman untuk ditiru. Sebaliknya dengan aturan sein di Jawa,” jelasnya.
Komentar