Business economics government international economics news
Beranda / news / IMF, ADB, dan WTO Kompak Ingatkan Dampak Tarif Trump ke Ekonomi Dunia

IMF, ADB, dan WTO Kompak Ingatkan Dampak Tarif Trump ke Ekonomi Dunia

IMF, ADB, dan WTO Kompak Ingatkan Dampak Tarif Trump ke Ekonomi Dunia


JAKARTA,

Lembaga global seperti IMF, ADB, dan WTO secara bersama-sama mengingatkan tentang efek dari implementasi tariff impor yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump kepada ekonomi global.

Menurut Direktur Eksekutif IMF Kristalina Georgieva, implementasi tariff impor oleh Amerika Serikat membawa ancaman besar bagi ekonomi dunia ketika pertumbuhan ekonomi tengah melambat.

Mengecam tarif impor yang dikenakan oleh Trump kepada 180 negara tersebut, Georgieva menyampaikan dalam sebuah pernyataan formal bahwa mereka saat ini sedang menganalisis dampak ekonomi makro akibat kebijakan tariff baru-baru ini.

Namun, hal tersebut dengan jelas menjadi ancaman besar bagi masa depan global ketika perkembangan ekonomi tengah melambat. Sangat penting agar kita tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa membawa kerugian lebih lanjut pada perekonomian dunia, ungkap Georgieva.

IMF menambahkan bahwa AS dan negara-negara partner dagangnya diminta untuk berkolaborasi dengan cara yang konstruktif agar dapat memperbaiki ketegangan dalam perdagangan serta mengurangi tingkat ketidaktentuan tersebut.

Makaira Alam Walik, Anak Makassar Kapten Timnas Pelajar U-11 yang Antar Indonesia Juara di 1900 Cup Barcelona

“Hasil evaluasi kita tentang kondisi ekonomi global akan dirilis pada waktu konferensi musimsemi IMF dan Bank Dunia di penghujung bulan ini,” jelas Georgieva.

Dia menyebutkan bahwa tarif Tariff Trump secara luas telah menimbulkan keraguan besar serta merusak keyakinan, namun hal tersebut kemungkinannya tak akan menjadi penyebab resesi dalam waktu dekat.

Pada saat bersamaan, dalam pernyataan yang dirilis dari Manila, Filipina, ADB menegaskan bahwa kebijakan tariff terbaru Amerika Serikat memiliki potensi untuk menghambat perkembangan ekonomi baik domestik maupun global, merosotkan daya saing produk eksportir dan bisa jadi akan memicu tindak balas dari Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed.

Albert Park, kepala ekonom ADB, menjelaskan bahwa berbeda dengan tensi dagang antara AS dan China yang lalu yang hanya membuat pemindahan produksi ke ASEAN, kali ini serangan tarif lebih luas sehingga bisa melambatkan perdagangan dalam wilayah tersebut. Hal itu juga bisa melemahkan pertumbuhan perekonomian AS serta mendorong Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk mengurangi tingkat suku bunganya.

“Besaranya serta luasnya tarif baru yang diberlakukan AS bisa menahan perkembangan ekonomi di Amerika Serikat maupun dunia dengan dampak cukup besar, hingga berpotensi mengurangi keseluruhan peluang eksport bagi wilayah Asia Tenggara bukannya hanya mentransfer produksi internal,” ungkap Park seperti dilansir The New Indian Express pada hari Minggu, 6 April 2025.

Dara Nasution Masuk Tim Ahli Wali Kota Makassar, Digaji dari APBD 2025

Park menyatakan bahwa kenaikan tariff bakal berimbas buruk pada perkembangan perekonomian China. Perlu diketahui, China dijatuhkan bea masukan hingga 34%, sedangkan Trump menduga China memberlakukan tarif impor senilai 67% kepada barang-barang dari Amerika Serikat.

“China mungkin akan melipatgandakan perubahan kebijakannya yang terakhir untuk menekankan pada konsumsi dalam negeri sekaligus meningkatkan dagangnya dengan mitra-mitra di luar AS,” jelas Park.

Park juga mengingatkan tentang kecenderungan arus dana asing meninggalkan kawasan Asia Tenggara sebagai hal yang mungkin terjadi. Ini disebabkan oleh fakta bahwa para investor cenderung menjauh dari pasar dengan risiko tinggi, serta tambahan lapisan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi akibat adanya tariff.

Sebaliknya, Bank Dunia enggan memberikan komentar langsung tentang detail tariff impor yang diusulkan oleh Trump.

Namun, institusi tersebut pada dasarnya mengungkapkan keprihatinan akan efek samping merugikan dari proteksionisme dalam bidang perdagangan, seperti bea masuk, yang bisa berdampak buruk bagi perkembangan serta pembentukan ekonomi dunia.

Warga dan Pengendara Keluhkan Jalan Rusak Parah di Poros Malino-Makassar, Minta Perhatian Pemerintah

“Konflik perang dagang serta ketidakpastiannya bisa merusak jaringan pasokan dunia, menekan investasi, dan memperlambat perkembangan ekonomi, terutama bagi negara-negara sedang berkembangkan,” ungkap Bank Dunia.

Organisasi tersebut menyebutkan pula bahwa kenaikan harga bisa memiliki efek merugikan terhadap ekonomi negara sedang berkembang yang umumnya mengandalkan transaksi bisnis internasional sebagai dukungan bagi perkembangan serta kemajuan ekonominya.

Di sisi lain, WTO menyebutkan bahwa perdagangan global barang bisa berkurang hingga 1% akibat konflik tariff.

“Walaupun kondisinya berubah sangat cepat, analisis awal kita mengindikasikan bahwa tarif balasan tersebut, bersama dengan tarif baru yang dimulai sejak awal tahun, mungkin akan memicu penurunan total sebesar kurang lebih 1% pada volumen perdagangan barang global untuk tahun ini. Ini adalah koreksi turun hingga mendekati 4 poin persentage dari perkiraan sebelumnya,” ungkap Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala melalui pernyataannya secara resmi.

Dia menambahkan bahwa ia sangat terpukul oleh penurunan perdagangan global saat ini serta kemungkinan akan memburuknya konflik tarif yang dapat melahirkan rangkaian balas dendam, sehingga berakibat pada pengurangan tambahan dalam aktivitas dagang.

Okonjo-Iweala menambahkan dengan jelas bahwa walaupun telah ada kebijakan-kebijakan terbaru, sebagian besar perdagangan global masih beroperasi sesuai dengan aturan tarif minimum dari anggota WTO (Most-Favored-Nation).

“Menurut perkiraan kita sekarang, porsi tersebut kini mencapai 74%, yang merupakan penurunan dari sekitar 80% pada awal tahun. Para anggota WTO perlu bersatu guna mempertahankan keuntungan ini,” ujarnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com